Apakah kamu sering merasa lapar setelah melihat foto makanan di media sosial? Atau tiba-tiba ingin makan hanya karena mencium aroma makanan dari dapur?
Mungkin itu bukan “lapar sungguhan” — tapi efek dari Cephalic Phase Response, atau respons awal otak terhadap stimulus makanan.
📌 Apa Itu Cephalic Phase Response?
Cephalic Phase Response (CPR) adalah reaksi otomatis tubuh ketika otak memprediksi makanan akan masuk ke tubuh. Ini bisa dipicu oleh:
- Melihat gambar makanan
- Mencium aroma sedap
- Mendengar bunyi menggoreng
- Bahkan hanya membayangkan makan enak!
Tubuh langsung:
- Memproduksi air liur
- Meningkatkan asam lambung
- Menyuruh pankreas mulai kerja
- Muncul sensasi ngiler dan “lapar”
Padahal, perut kamu masih penuh dan energi belum habis.
Inilah yang disebut lapar semu alias lapar karena “pikiran”, bukan karena “kebutuhan tubuh”.
🧍♂️ Lalu, Apa Itu Lapar Sejati?
Lapar sejati adalah ketika tubuh benar-benar membutuhkan energi, ditandai dengan:
- Perut terasa kosong atau berbunyi
- Energi mulai turun
- Sulit konsentrasi
- Badan terasa ringan atau mulai lemas
- Kadang sedikit gemetar jika gula darah rendah
🍟 Bahaya Bila Cephalic Response Terus Dituruti
Kalau kita selalu makan hanya karena “kebayang makanan”, maka:
- Kalori masuk > kalori keluar
- Tubuh tidak masuk ke mode pembakaran lemak (fat burning)
- Risiko naik: obesitas, insulin resistance, emotional eating
🎯 Solusinya? Sadari Polanya dan Latih Intuisi Tubuh
Kita bisa mulai melatih kesadaran makan dengan bertanya ke diri sendiri:
“Apakah aku benar-benar lapar, atau hanya sedang tergoda?”